πŸŒ™ Berdasarkan Tabel Tersebut Diatas Zat Makanan Yang Mengandung Gula Adalah

Berdasarkanhasil uji bahan makanan tersebut dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan tabel diatas makanan yang mengandung protein adalah Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan makanan tersebut mengandung Berdasarkan data dalam tabel secara berurutan bahan bahan tersebut mengandung zat Zat makanan yang mengandung gula dan amilum berturut turut Tubuhorang dewasa memerlukan sekitar 2000 kalori perhari. Dari asupan kalori tersebut tubuh membutuhkan sekitar 220 - 320 gram per hari. dari total kebutuhan karbohidrat tersebut tubuh memerlukan sekitar sepertiga amilum. Berikut ini adalah beberapa sumber makanan yang mengandung amilum. Sumber Amilum dari Sayuran. Jagung . Mahasiswa/Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung15 Maret 2022 1019Hai Cyprinus, Kakak coba bantu jawab yah. Jawaban yang benar dari soal di atas adalah A, yaitu R. 1. Reagen benedict, zat penguji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan gula pada bahan makanan. Jika setelah ditetesi larutan benedict bahan makanan berubah menjadi berwarna oranye atau merah bata, maka bahan makanan tersebut memiliki kandungan gula. 2. Reagen Biuret, zat penguji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein pada bahan makanan. Bahan makanan yang memiliki kandungan protein akan menunjukkan warna ungu setelah ditetesi reagen biuret. 3. Reagen lugol, zat penguji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan amilum pada bahan makanan. Jika bahan makanan yang ditetesi dengan lugol menunjukkan warna biru sampai hitam, maka bahan makanan tersebut memiliki kandungan amilum. 4. Reagen iodin, zat penguji ini fungsinya sama seperti lugol yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kandungan amilum pada bahan makanan dan ditunjukkan dengan warna biru kehitaman pada bahan makanan. ¢’’†’‰ Ββ€™Ε’Ββ€™β€šΒβ€™β€œΒβ€™β€ Ββ€™ΒΒβ€™β€š ’Š’‒’– Ββ€™β€ΉΒβ€™β€šΒβ€™ΛœΒβ€™β€šΒβ€™Ζ’Ββ€™β€šΒβ€™ΒΒβ€™ΒΒβ€™Ε‘Ββ€™β€š Ββ€™β€šΒβ€™β€¦Ββ€™β€šΒβ€™ΒΒβ€™β€šΒβ€™β€° ¨. Semoga menjawab pertanyaannya. Selanjutnya, gula ini akan didistribusikan ke seluruh tubuh, terutama otak, hati, otot, sel darah merah, ginjal, dan jaringan lemak. Banyaknya jaringan tubuh yang memerlukan glukosa membuat karbohidrat menjadi zat gizi makro makronutrien, yaitu zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar. Pankreas lalu melepaskan insulin untuk merespons gula darah yang naik. Hormon ini membantu penyerapan gula darah pada sel sekaligus mengubah glukosa menjadi glikogen. Glikogen sendiri adalah cadangan energi yang bisa Anda gunakan ketika tidak ada asupan makanan. Ketika kekurangan glukosa, tubuh Anda akan mengubah glikogen kembali menjadi gula sederhana sebagai sumber energi. Namun, jika glikogen habis, tubuh harus mengubah senyawa lain menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis. Penyakit akibat gangguan metabolisme glukosa Walaupun tubuh membutuhkan karbohidrat dalam jumlah besar, tidak berarti Anda bisa mengonsumsi makanan yang mengandung gula sesuka hati. Bahkan sekalipun buah atau sayur yang mengandung gula alami, bukan pemanis buatan. Metabolisme karbohidrat diatur oleh hormon insulin yang diproduksi oleh sel pankreas. Pada kondisi tertentu, fungsi pankreas atau hormon insulin mungkin dapat terganggu. Salah satu masalah kesehatan yang menyerang kerja insulin ialah diabetes. Diabetes bisa mengganggu proses metabolisme glukosa dan menimbulkan berbagai gejala, seperti kelelahan, mudah lapar, sering buang air kecil, dan luka sulit sembuh. Jika kadar gula darah tidak terkontrol, diabetes bisa semakin parah dan menyebabkan komplikasi seperti gagal ginjal, kerusakan jaringan akibat luka, penyakit jantung, dan retinopati kerusakan mata. Glukosa adalah salah satu jenis karbohidrat yang sangat penting bagi tubuh. Anda memerlukannya sebagai sumber energi dan untuk menjalankan fungsi normal berbagai jaringan. Agar terhindar dari penyakit gula darah, pastikan Anda memenuhi kebutuhan karbohidrat yang sesuai dengan angka kebutuhan gizi harian AKG. Gula ini sudah diizinkan untuk dikonsumsi sejak tahun 1981 dan telah banyak menjadi campuran makanan atau minuman kemasan. Lebih dari 200 penelitian yang telah membuktikan bahwa aspartam tidak memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Namun, aspartam mempunyai kekurangan yaitu rasa manisnya akan hilang jika terpapar suhu yang tinggi dalam waktu lama. Oleh karena itu, aspartam lebih banyak digunakan untuk makanan dingin, seperti es krim, minuman dingin, yoghurt, dan sebagainya. 3. Acesulfame K Sama seperti aspartam, pemanis buatan ini memiliki rasa 200 kali lebih manis dibandingkan dengan gula, tapi tidak menimbulkan rasa pahit setelah dikonsumsi. Acesulfame K tidak dicerna oleh tubuh karena tidak memiliki kalori sama sekali. Selain itu, pemanis buatan ini tahan dengan pemanasan suhu tinggi sehingga tahan jika melalui proses pemasakan. Jenis gula ini juga baik untuk penderita diabetes karena terbukti tidak mempengaruhi kadar gula darah. Setidaknya terdapat 1000 lebih produk yang menggunakan acesulfame K. 4. Sukralosa Gula buatan ini memiliki rasa manis 600 lebih tinggi dibandingkan dengan gula. Pemanis ini juga tidak melalui proses pencernaan di dalam tubuh. Itulah mengapa sukralosa sering digunakan dalam produk penurun berat badan. Tipe gula buatan ini juga dapat digunakan ketika proses pemasakan dengan suhu tinggi dan tidak akan menghilangkan rasa manisnya. Sukralosa sering digunakan untuk sirup, makanan penutup, minuman, dan produk kue. 5. Neotame Jenis gula ini merupakan pemanis buatan yang baru ditemukan dan diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh BPOM Amerika, yakni FDA, sejak tahun 2002. Tingkat kemanisan yang dimiliki oleh neotame yaitu 8000 kali lebih manis dibandingkan dengan gula biasa dan 40 kali lebih manis dibandingkan dengan aspartam. Pemakaian neotame dengan kadar sedikit saja sudah menimbulkan rasa manis pada makanan atau minuman. Neotame diperbolehkan untuk dikonsumsi sebanyak 2 mg per kg berat badan. Pemanis ini juga tidak menyebabkan kenaikan kadar gula darah. Konsumsi makanan atau minuman manis harus tetap dibatasi meskipun produk tersebut menggunakan pemanis buatan yang minim kalori. Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, bahkan osteoporosis. WHO menganjurkan untuk mengonsumsi gula hanya 10% dari total kebutuhan kalori per hari. Oleh karena itu, lebih baik Anda membatasi makanan mengandung banyak gula dan melakukan olahraga rutin sehingga mengurangi bahaya penyakit degeneratif.

berdasarkan tabel tersebut diatas zat makanan yang mengandung gula adalah